Obyek Wisata Edukasi Di Yogyakarta

Wisata identik dengan jalan-jalan, bersenang-senang, main-main, dan makan-makan, tapi ada satu alternatif wisata menarik yang bisa menjadi pilihan berlibur seru untuk anda dan keluarga, wisata edukasi.

Selain jalan-jalan melepas penat, dengan mengunjungi objek-objek wisata edukasi pengetahuan kita juga akan bertambah, selain itu mengunjungi taman wisata edukasi juga bisa menjadi cara unik memperkenalkan anak dengan berbagai jenis pengetahuan.

Ada beberapa objek wisata edukasi seru di Jogja yang bisa dimasukkan dalam daftar destinasi liburan anda, diantaranya adalah:Taman Pintar

Taman Pintar terletak di pusat kota Jogja, hanya sekitar 200 meter ke timur dari perempatan nol Km. Objek wisata edukasi ini memang memiliki target segmentasi pengunjung usia pra-sekolah hingga sekolah menengah.

Di sini pengunjung diajak berpetualang dan mengenal sains lebih dekat dan asik dengan menggunakan berbagai alat peraga yang tersedia. Taman Pintar terbagi menjadi beberapa wahana :

Memorabilia, dengan berbagai peraga dan fasilitas yang ada di wahana ini, mengenal sejarah Indonesia akan terasa lebih menyenangkan dan jauh dari kata membosankan.

Planetarium, di sini kita diajak untuk berpetualang menjelajahi antariksa dan sistem tata surya melalui video peraga yang ditayangkan.

Gedung Oval Kotak, belajar sains akan terasa lebih seru, tidak hanya teori, ada banyak alat peraga penerapan sains yang menyenangkan untuk dimainkan. Terdapat diorama pra sejarah, akuarium, alat peraga kelistrikan, tata surya, magic step, dll.

Simulator Gempa, wahana ini terbilang yang terbaru, sebagai penghuni negeri yang termasuk rawan gempa, di sini kita akan berkenalan dengan segala seluk beluk mengenai gempa bumi termasuk merasakan keadaan ketika gempa terjadi.

Dan masih ada wahana lain seperti Playground, Teater 3 Dimensi, dan Program Kreatifitas. Untuk masuk ke Taman Pintar, kita dikenakan biaya sebesar Rp8.000 untuk anak-anak, Rp15.000 untuk orang dewasa dan Rp15.000 untuk planetarium.Museum Gunung Merapi

Selama ini kita mengenal gunung merapi dari dahsyat letusannya. Selain gunung merapi, Indonesia memiliki ratusan gunung berapi lain yang masih berstatus aktif dengan pola letusan yang berbeda. Untuk mengenal gunung merapi lebih jauh beserta gunung-gunung berapi lain di Indonesia dan dunia kita bisa mengunjungi Museum Gunung Merapi yang terletak di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Masuk ke dalam museum yang berbentuk unik dan berlatar belakang gunung Merapi ini kita langsung disambut oleh peraga miniatur gunung merapi lengkap dengan efek simulais letusannya.

Lebih ke dalam kita disuguhkan foto-foto gunung berapi paling aktif di dunia serta gambar dan foto ilustrasi letusan masing-masing gunung yang memiliki karakter berbeda-beda.

Terdapat juga barang-barang yang hancur akibat serangan wedhus gembel pada peristiwa letusan gunung Merapi beberapa tahun lalu.

Selain mempertunjukkan dahsyat kekuatan masing-masing gunung berapi termasuk gunung merapi, terdapat juga foto-foto pemanfaatan potensi dari gunung berapi, mulai dari pemanfaatan material pasir dan batu sisa letusan, pemanfaatan energi panas bumi yang diambil dari gunug berapi, pemanfaatan potensi wisata, gas alam, dan sebagainya.

Segala hal mengenai gunung merapi dan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia dan dunia termasuk sejarah, mitos dan cerita masyarakat yang berkembang bisa kita simak di Museum Gunung Merapi.Museum Ullen Sentalu

Jalan-jalan menikmati sejuk udara pegunungan sambil berkelana merasakan aura masa lalu kehidupan para bangsawan dan raja-raja jawa serta mengenal budaya tradisional yang kaya bisa sekaligus anda dapatkan di Museum Ullen Sentalu.

Berkunjung ke museum yang terletak di Pakem, Kaliurang, kita akan dibuat terkesima dengan sejuknya hawa dingin khas pegunungan serta desain arsitektur museum bergaya indis dan post-mo yang berpadu.

Masuk ke dalam museum kita akan dibuat makin terpana dengan desain ruangan yang dipenuhi unsur kayu dan batu yang diambil langsung dari gunung Merapi.

Di dalam museum yang tidak henti-hentinya membuat kagum dan betah berlama-lama ini kita akan disuguhkan berbagai benda bersejarah dan memiliki nilai budaya dan seni yang tinggi, mulai dari gamelan, batik, karya sastra, hingga pakaian-pakaian yang pernah dikenakan oleh raja-raja, keluarga kerajaan dan para bangsawan dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, Kadipaten Pakualaman).

Harga tiket masuk museum ini hanya Rp 25.000, di sini kita sama sekali tidak diperkenankan mengambil foto.Benteng Vredeburg

Kembali ke tengah kota Jogja, Benteng Vredeburg terletak di sebelah utara perempatan nol Km Malioboro. Setiap harinya kawasan ini tidak pernah sepi oleh pengunjung.

Benteng Vredeburg merupakan benteng peninggalan Belanda yang didirikan mulai tahun 1760 dengan dalih untuk membantu menjaga keamanan Kesultanan Yogyakarta pasca perjanjian Giyanti tahun 1755. Alih-alih menjaga keamanan, letak benteng yang sejangkauan tembakan meriam ke Keraton Yogyakarta ini sebenarnya didirikan untuk memudahkan pihak Belanda dalam mengawasi Kesultanan Yogyakarta jika suatu saat berpaling melawan Belanda.

Benteng ini pernah hancur di sejumlah sudut akibat gempa bumi dahsyat yang menggoyang Jogja pada tahun 1867. Selain itu pada masa pendudukan Jepang benteng ini beralih fungsi sebagai markas pasukan pilihan Jepang “Kempeitei” yang terkenal keras dan kejam, juga sebagai gudang mesiu dan rumah tahanan bagi orang Belanda, Indo-Belanda, dan para politisi RI yang menentang Jepang.

Saat ini Benteng Vredeburg difungsikan sebagai museum dengan sejumlah peninggalan masa perjuangan di dalamnya. Selain itu Benteng Vredeburg kerap dijadikan sebagai lokasi pameran, foto pre wedding, dan sebagainya.Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo terletak di sebelah utara Alun-alun Lor Keraton Yogyakarta. Museum ini menyimpan berbagai benda peninggalan sejarah dan budaya Jawa yang lengkap. Tidak hanya barang-barang koleksinya yang memiliki nilai sejarah dan seni, namun fisik bangunan museum sendiri merupakan bangunan bergaya tradisional.

Berkunjung ke Museum Sonobudoyo kita akan disuguhi dengan peninggalan kekayaan Indonesia yang dibagi menjadi 10 kategori : koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologika, historika, numismatika, filologika, keramologi, seni rupa, dan teknologika.

Selain koleksi benda-benda kuno, Museum Sonobudoyo juga menyimpan berbagai naskah, referensi karya tulis dan manuskrip yang berupa majalah, koran, buku, laporan, dan berbagai naskah lain. Naskah Manuskrip seperti Babad Tanah Jawa, Babad Diponegoro, juga tersedia di perpustakaan tersebut. Bahkan beberapa naskah dalam bentuk daun lontar.

Ruang pamer Museum Sonobudoyo terbagi menjadi 9 ruang, yakni ruang wayang, ruang senjata, ruang topeng, ruang batik, ruang ukir, ruang logam, ruang mainan, ruang purbakala dan ruang Bali.

Pada malam hari kita juga bisa menikmati pertunjukan wayang kulit di Museum ini yang ditampilkan sesuai dengan aslinya, dengan seperangkat gamelan beserta sindennya, namun dengan durasi yang dipersingkat (hanya 2 jam).Museum Biologi UGM

Museum Biologi UGM sangat cocok dikunjungi bila anda memiliki minat belajar ilmu hayati atau biologi. Di dalam museum yang beralamat di Jalan Sultan Agung No. 22, Yogyakarta ini tersimpan kurang lebih 3.700 spesies flora dan fauna.

Beragam jenis hewan dan tumbuhan yang telah dawetkan dengan metode pengawetan basah maupun kering dapat kita temui di museum ini, mulai dari kupu-kupu dan serangga lain, ikan hiu, kuda laut, beragam kerangka mulai dari kerangka aves, gajah, musang, kambing, sampai manusia, beragam jenis cangkang keong dan terumbu karang.

Juga terdapat ruang diorama dimana kita bisa melihat diorama satu jenis binatang atau sekelompok binatang dengan latar belakang habitat mereka di alam yang diilustrasikan ke dalam gambar 3 dimensi.

Pengunjung akan didampingi pemandu yang siap memberi penjelasan mengenai semua koleksi museum, meskipun demikian pengunjung tidak dikenakan tiket masuk museum alias gratis.Monumen Yogya Kembali

Monumen Yogya Kembali didirikan sebagai tetenger mundurnya Belanda dari bumi Yogyakarta dan kembalinya Presiden Sukarno dan Wapres Moh. Hatta ke ibukota yang waktu itu berada di Yogyakarta.

Bangunan Monumen Yogya Kembali (Monjali) tampak mencolok dengan bentuk kerucut tumpeng tepat di sebelah utara Ring Road Utara.

Ruangan dalam monumen dipenuhi oleh diorama yang akan membawa kita melayang ke masa-masa terjadinya peristiwa bersejarah seperti penyerangan Belanda di Maguwo, Serangan Umum 1 Maret, Perjanjian Roem Royen, dll. Juga terdapat koleksi senjata, pakaian militer, dan berbagai benda peninggalan para pejuang.Museum Dirgantara

Bagi anda yang ingin mengetahui sejarah panjang perjuangan TNI Angkatan Udara, jangan lupa singgah di Museum Dirgantara yang terletak di Jalan Kol. Sugiono, Komplek Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post